Proses pembuatan gula aren dimulai dengan pemanenan nira dari pohon aren yang dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak pohon. Nira yang telah terkumpul kemudian direbus hingga mengental dan berubah warna menjadi cokelat keemasan. Setelah mencapai kekentalan yang diinginkan, cairan kental ini dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras hingga membentuk gula aren. Proses ini tidak menggunakan bahan kimia tambahan, sehingga gula aren yang dihasilkan tetap alami dan sehat. Metode tradisional ini menjaga kualitas dan rasa gula aren yang khas serta mempertahankan nilai-nilai budaya lokal.
Dampak positif dari proses tradisional pembuatan gula aren terhadap lingkungan sangat signifikan. Karena pohon aren tidak ditebang, keberlanjutan tanaman ini tetap terjaga, dan hutan tidak mengalami deforestasi. Selain itu, produksi gula aren tradisional menggunakan bahan bakar alami seperti kayu bakar, yang meskipun sederhana, cenderung menghasilkan jejak karbon yang lebih kecil dibandingkan proses industri besar-besaran. Pemanenan dan produksi gula aren juga tidak menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari lingkungan. Dengan demikian, pembuatan gula aren mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain manfaat lingkungan, proses pembuatan gula aren secara tradisional juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat lokal. Produksi gula aren menciptakan lapangan kerja bagi penduduk desa, mulai dari pemanenan nira hingga proses pengolahan dan pengemasan. Ini membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan komunitas lokal yang bergantung pada industri gula aren. Selain itu, keterlibatan dalam produksi gula aren juga membantu mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal serta warisan budaya tradisional. Dengan memilih gula aren, konsumen tidak hanya mendapatkan produk berkualitas, tetapi juga mendukung ekonomi lokal dan pelestarian lingkungan